AAS dan ICP merupakan instrumentasi kimia yang sering kali digunakan untuk mendeteksi adanya logam di dalam suatu larutan. Prinsip dari kedua alat ini hampir sama yaitu memanfaatkan sistem pembakaran untuk merubah unsur logam menjadi keadaan tereksitasi. Pada saat kondisi tereksitasi tersebut, logam akan menghasilkan energi.
Energi yang dihasilkan tersebut kemudian dideteksi oleh suatu detektor yang sesuai dengan panjang gelombang masing-masing logam yang tereksitasi. Nah perbedaannya terletak pada sistem pendeteksiannya.
Jika menggunakan AAS maka atom akan terbakar di burner, kemudian pada saat logam tersebut terbakar maka lampu Hollow Cathode Lamp (HCL) akan memancarkan energi, kemudian energi tersebut akan diserap oleh atom. Selisih energi yang diserap akan dikonversi ke dalam bentuk absorbansi pada instrumen.
Namun hal yang berbeda terjadi pada instrumen ICP yaitu ketika suatu logam dibakar di atas tungku (burner) maka api tersebut akan memancarkan emisi. Kemudian emisi tersebut diterima oleh detektor berupa plasma.
Sehingga dari ulasan singkat diatas dapat kita simpulkan bahwa instrumen ICP lebih luas cakupan deteksinya yakni hampir semua unsur dalam tabel periodik unsur karena pendeteksian menggunakan plasma
Sedangkan AAS memiliki keterbatasan yaitu HCL yang digunakan dan burner. Setiap logam harus disesuaikan lampu deteksinya serta burner yang digunakan harus tepat karena jika tidak maka proses pendeteksian logam akan terhambat dan menghasilkan error yang besar.
Bagi anda yang saat ini bergelut dibidang analisis logam, sangat penting untuk mengetahui pemilihan instrumen yang cocok digunakan di laboratorium saudara. Karena hal ini harus disesuaikan dengan rentang ukur, biaya investasi, waktu analisis, fasilitas laboratorium dan kompetensi personel yang mengoperasikan.
Dilansir dari sampling-analisis.com (2016) terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis instrumentasi kimia tersebut. Perbandingan didasarkan pada burner yang digunakan.
Pada AAS, terdapat 2 sistem pembakaran yaitu Flame Atomic Absorption Spectrometry (FAAS) dan
Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS). Berikut ini perbandingan kelebihan dan kekurangan pada sistem FAAS yaitu:
Kelebihan
|
Kekurangan
|
• Mudah digunakan
• Sangat cepat
• Biaya modal terendah
• Relatif sedikit gangguan
• Instrumen yang sangat ringkas
• Kinerja yang baik
|
• Limit deteksi sedang
• Keterbatasan unsur logam yang dapat dideteksi
• 1-10 elemen per penentuan
• Tidak memiliki kemampuan screening
|
Kemudian berikut ini perbandingan keuntungan dan kerugian pada AAS yang menggunakan sistem pembakaran Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS) yaitu:
Kelebihan
|
Kekurangan
|
• Batas deteksi yang sangat baik
• Membutuhkan sedikit sampel
• Harga relatif rendah
• Instrumen yang sangat ringkas
• Gangguan spektral sedikit
|
• Waktu analisis lambat
• Mudah mengalami gangguan kimia
• Keterbatasan unsur logam yang dapat dideteksi
• 1-6 elemen per penentuan
• Tidak memiliki kemampuan screening
• Dynamic rangeterbatas
|
Nah, akhirnya sampai juga terhadap perbandingan antara keuntungan dan kekurangan jika rekan rekan sekalian menggunakan ICP yang kami sajikan pada tabel berikut ini:
Kelebihan
|
Kekurangan
|
• Mudah digunakan
• Multi-elemen
• Produktivitas tinggi
• Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan / atau unsur logam
• Gangguan kimia sedikit
• Kemampuan screeningyang sangat baik
• Dapat menganalisa sampel dengan kadar total padatan terlarut tinggi
• Dapat menganalisa sampel padat dan organic
|
• Batas deteksi rendah hingga sedang (tetapi sering jauh lebih baik dari FAAS)
• kemungkinan mudah mengalami gangguan spektral
• Memiliki keterbatasan terhadap beberapa jenis elemen / unsur logam
|
Sebagai informasi tambahan bahwa hingga saat ini, yakni dengan semakin berkembangnya ilmu terapan maka ICP telah dikombinasikan dengan sistem deteksi menggunakan Mass Spectrometer (ICP-MS). Tentunya semakin kompleks suatu instrumen harganya juga akan semakin mahal. Namun ada perkataan yang mengatakan bahwa "Ada harga maka ada kualitas" sehingga sesuai fungsinya maka harga unit ICP-MS ini bisa mencapai 5 Milyar rupiah.
BACA JUGA: ALAT LABORATORIUM YANG PERLU DI KALIBRASI
Wah sudah bisa buka lab baru ya?hehehe...
Ok langsung saja kita bahas, apa saja keuntungan dan kerugian dari instrumen ICP-MS ini, yuk kita simak tabel berikut ini:
Kelebihan
|
Kekurangan
|
• Batas deteksi yang sangat baik
• Multi-elemen
• Produktivitas tinggi
• Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan / atau elemen
• Dynamic rangeluas
• Dapat digunakan untuk pengukuran isotop
• Kemampuan screening semikuantitatif yang cepat
• Spektral mudah ditafsirkan
|
• Membutuhkan keterampilan pengembangan metode
• Biaya modal awal yang lebih tinggi
• Dapat mengalami beberapa gangguan spektral, tetapi dapat didefinisikan dengan baik
• T erbatas untuk sample dengan kadar total padatan terlarut <0,2%
|
Baiklah teman-teman, setelah anda mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian antara aas dan icp maka saya coba memerikan informasi mengenai batas deteksi dari masing-masing instrumen ini. ICP-MS menghasilkan batas deteksi terbaik (biasanya 1-10 ppt), diikuti oleh GFAAS, (biasanya di kisaran sub-ppb) selanjutnya ICP-AES (dari urutan 1-10 ppb) dan terakhir FAAS (di kisaran sub-ppm). Tabel di bawah menunjukkan rentang batas deteksi untuk masing-masing teknik.
Demikianlah informasi mengenai perbedaan aas dan icp yang telah diulas diatas, semoga informasi ini bisa memberikan manfaat. Intinya mau instrumen apapun yang kita gunakan jika tidak didukung dengan sumber daya (fasilitas, personel, bahan kimia dan lain-lain) yang kompeten dan sesuai maka hasilnya tetap tidak akan memuaskan. Sampai jumpa di artikel selanjutnya...